tepat pada malam itu, diatas pasir putih yang setengah basah, di hanyut oleh ombak.. aku terdistraksi oleh kawan di sekitarku, perspektifku berubah hampir 180° mengenai kebenaran.. benar yang dimata mereka salah, dan sebaliknya. Sekelebat asumsi mulai berdatangan dari segala penjuru, memaksaku untuk terus berjalan menjauh dari titik tengah antara benar dan salah.. egoku terus meraung kelaparan, bagai singa yang seharian tak diberi makan, tegukan demi tegukan, “Jadi begini rasanya”.. hanya dengan dalih penasaran.. aku menuruti apa kata pekat hitam dalam diriku, emosi yang tak tertahankan.. masalah yang tak kunjung terpecahkan, takdir yang selalu aku salahkan.. aku terbuai dalam dunia tanpa hunian.. kosong, sepi, setengah gila aku mencoba tetap menjaga kesadaran ku.. hanya bayangmu yang selalu aku cari, dimanapun dan apapun kondisiku.. namun engkau selalu tidak tahu menahu tentang situasi yang aku alami, aku marah, hampir benci, tapi aku sadar.. semua masalah pasti bersumber dari fikiranku sendiri, semuanya memang benar.. terkadang aku yang masih perlu banyak berbenah diri, untuk menghinggapi hatimu yang selalu terkunci rapi