Bab 1 : Lembayung

Bab 1 : Lembayung; Twilight
selepas terbenam sang matahari, rampung sudah rentetan cerita petang pada kicau kenari dalam sangkar, ia berhikayat tentang “hakikat tempat pulang yang kamu sebut rumah”, lalu sang petang menjawab “kamu tidak perlu repot mencari definisi rumah sampai-sampai mengkultuskanya, sebab jalan pulang paling Arif adalah dimana engkau dapat menjadi dirimu sendiri, sekalipun kau bersama orang lain”. merenungi nasehat sang petang, kenari pun percaya bahwa lambat laun ia akan segera menemukan jati dirinya, hidup bahagia tanpa belenggu yang merantai nya lusa bahkan selamanya. Dialog berakhir diiringi lembayung senja yang kian pudar

Bingung

ilustrasi dari wordpress library

Memandang dunia dari dua arah, dalam dan luar, tanam atau gersang, baik atau buruk, hitam atau putih, berharap atau putus asa, terbuka atau tertutup, bergerak atau terdiam, bersinar atau padam.. hidup seakan sebuah teaterikalisasi puisi yang diciptakan tuhan lewat media alam semesta, baik buruknya tergantung penerjemahnya, kita adalah audiens yang bingung.. untuk apa bait bait tersebut ada dan diciptakan, sedangkan hidup terkadang terlihat seperti plot twist yang mengejutkan, dan sementara itu, kita hanya figuran yang berharap terus andil dalam mengambil peran.. terkadang

Rindu di penghujung waktu

Potret goresan pena oleh jauhari

semburan angin malam
menyiratkan rindu
mengusung cerita
tentang rasa
di penghujung dasawarsa
tertulis pesan paling rahasia
yang tak kunjung terungkap
diantara kata
kau menjelma menjadi asa
dalam kekalutan jiwa
kau, aspirasi dalam lini waktu
dalam diriku yang kian membiru
keberadaanmu / hidupku
ketiadaanmu / binasaku

Surau

Puisi berjudul surau
Potret surau, di Cibarusah Jakarta selatan

Memori itu terputar kembali
ditemani sayup mata yang lelah
setelah berkali kali ditempa bengis buana
seakan berada pada tempat yang sama

surau itu, memang benar
pernah menjadi ruang merebahkan angan
tatkala hitam lebih mendominasi
kala putih yang selalu terlihat abu abu

lagu itu, pernah menjadi orkestra pengiring harap
sebilang dasawarsa penuh cerita
pada massa yang belum saatnya
kita dipaksa lebih awal menjadi dewasa

Laraku

puisi-singkat
image from wordpress library

Hatiku bukan bianglala
Yang bisa kau putar-putar se-maumu saja
Setelah mengorbankan banyak lara
Lalu kutemukan kata rela

Bahwa melepasmu bersamanya
Adalah jalan terbaik yang harus kutempuh
Meski penuh peluh

Adakah yang harus aku korbankan lagi untukmu?
Biarlah itu nyawaku
Apakah se-sakit ini mencintaimu
Mengapa untuk benci aku tak mampu?

Pethricor

puisi-tentang-rindu
photo from wordpress library

Ada yang mengorbit dalam kepala
Kala hujan turun membawa aroma khas-nya
Kamu dan kenangan yang terus berkelindan
Memenuhi seisi pikiran

Pada pethricor yang mengudara
Aku kekalkan rindu padanya
Meskipun terasa menyesakkan dada
Saat jumpa tak jua menyapa

Sesekali diwaktu senggang mu
Pandanglah langit itu
Kalau warnanya biru,
Artinya aku sedang merindu

Namun jika yang kau tatap kelabu
Itu tanda pertahananku telah runtuh,
Terlebih saat pethricor mengingatkanku
Karena rindu untukmu adalah
setiap waktu

Salam Jauh Dariku

Senja-diambang-pilu
source : wordpress library

Sejauh senja, sedekat kalbu

Kian pula lesu

Seakan pudar masa mudaku

Tergantikan peluh keringat setiap waktu

Oh Ibu

Engkau lah pujaan hidupku

Darilah lahir, hingga terhentinya sang waktu

Hidupku dedikasi untukmu

Oh Ayah

Pejuang tanpa pamrih

Pahlawan yang rela menahan perih

Namun, semua itu kau lakukan demi kami.