Kabar langit terkini

Terbangun lebih awal
Hujan semalam yang kukira akan berhenti ketika pagi datang, ternyata masih setia jatuh hingga petang.. pasti pertanda langit sedang tidak baik baik saja, ada apa gerangan langit? sini cerita aja gapapa.

Aku yang tidur lebih awal dari biasanya, seperti biasa berharap dapat bangun terlepas dari mimpi buruk atau masa lalu, malah harus terbangun lebih awal, karna mendengar merdunya suara atau lebih tepatnya bisa kusebut sebuah orkestra kecil-kecilan yang di anggotakan atap yang bocor, dan asbes yang merembes. Mereka sangat kompak memainkan ritme dan nada.
tak terasa waktu tidur berjalan dengan sangat cepat, aku pun terbangun dan merasa kebingungan “dimana aku? Perasaan tadi sedang mimpi berada di adegan action melawan para tirani!” hal yang pertama kali kupikirkan adalah hari masih malam karna matahari yang masih belum juga bersinar, atau dia malu malu? Ah nyawaku belum terkumpul sepenuhnya pun masih sempet sempet nya berfikir seperti itu, Namun setelah aku menengok kearah jam dinding, ia langsung memarahiku.. karna aku tidur seperti sebuah upacara kenegaraan, tidak bisa diinterupsi.. padahal langit langit kontrakan sudah mau roboh, diguyur hujan semalaman. Aku pun bergegas bangun dan menuju ke arah dapur yang sedari tadi suaranya sangat nyaring ku dengar, teryata memang benar apa kata jam dinding, ternyata air sudah merembes dilangit langit asbes dan air hampir menggenangi ku yang tidur diatas kasur lantai, aku pun bergegas menadahkan air mata hujan secepatnya.. agar rumah kontrakan ini tidak berubah menjadi lautan kesedihan.. dan satu hal lagi yang membuat perasaanku begitu khawati dipagi hari ini, kau. ya.. kau tau ini hari apa? tepat dimana hari Senin dimana kau mulai melakukan rutinitas berangkat bekerja seperti biasa, aku sudah berkali-kali bilang pada hujan. Janganlah kau membuat puan bersedih, bukan seperti dalam lirik lagu payung teduh ‘puan bermain hujan” namun lain cerita lagi kalo dia basah kuyup waktu beranjak dari rumah menuju tempat kerjanya, aku tidak bisa membayangkan betapa jengkelnya dia waktu tahu, bahwa kesedihan langit tak kunjung mereda dari semalam. dan bagaimana keadaan orang tua dirumah? Adik yang akan berangkat ke sekolah, atau ibu yang ingin menyiapkan sarapan terbaik dipagi hari untuk anaknya? ayolah langit, punguti kesedihanmu.. kau boleh membaginya, namun jangan semua kau tumpahkan. Sisakan sedikit untuk nanti, kami juga repot kalau harus terus menerus mendengarkan, mencatat, mempertimbangkan semua kesedihanmu.
sampai detik ini pun aku masih bingung, untuk melanjutkan tidur atau terjaga sampai siang tiba.. tapi aku benar benar bingung harus berbuat apa? Menikmati orkestra kesedihan itu lagi? Hah, aku sudah kenyang mendengar semua bualan langit.

Pemeran pengganti

Picture : google

kini harus kupendam segala mimpi tentangmu, tentang tempat impian kita.. yang sekarang hanya sebuah dongeng pengantar tidurku, tentang nyanyian-nyanyian rindu itu.. sekarang hanya bisa kunikmati sedu.. tuhan memang tak adil bagiku, namun lain halnya denganmu..  lagi lagi garis waktu memang selalu menghadirkan pilu.. dalam lini waktuku menyusuri apa arti rindu.. terimakasih telah menjadi tokoh utama dalam cerita fiksi yang aku buat, walaupun pada akhirnya aku hanyalah seorang pemeran pengganti.. namamu akan selalu menjadi figuran yang paling aku sukai

Bab 1 : Lembayung

Bab 1 : Lembayung; Twilight
selepas terbenam sang matahari, rampung sudah rentetan cerita petang pada kicau kenari dalam sangkar, ia berhikayat tentang “hakikat tempat pulang yang kamu sebut rumah”, lalu sang petang menjawab “kamu tidak perlu repot mencari definisi rumah sampai-sampai mengkultuskanya, sebab jalan pulang paling Arif adalah dimana engkau dapat menjadi dirimu sendiri, sekalipun kau bersama orang lain”. merenungi nasehat sang petang, kenari pun percaya bahwa lambat laun ia akan segera menemukan jati dirinya, hidup bahagia tanpa belenggu yang merantai nya lusa bahkan selamanya. Dialog berakhir diiringi lembayung senja yang kian pudar

Cerita hujan

cerita-hujan

Cerita hujan

dibawah naungan hujan
Ia berkisah tentang luka
yang masih bermukim di pangkal jiwa
ironisnya, ia senantiasa berburai memenuhi rongga dada

silih berganti
tak ubahnya seperti rindu yang dahulu dilisankan
sekarang yang tertanggal hanya berupa kiasan
bahwa langit yang menjulang tak akan pernah bisa menyatu dengan bumi yang malang

lalu perlahan tabir memantik bahwa kau masih dapat menjadi hujan
yang menjamah bumi tanpa tuntutan
walaupun langit tak selamanya kelabu
namun saat kelabu adalah saat bangkitmu. Rindu

Lingkar Aksara, 25 Desember 2022

Dandelion

source wordpress library

Rumpang

tugasku sekarang hanya belajar meng ikhlaskan apa yang tak dapat digenggam, perihal impian yang lama telah kita simpan, perihal cerita yang pernah kita karang, kini mungkin hanya sebatas angan angan karna harapmu sudah kian diambang karam,
tak bisa dipungkiri waktu begitu cepat berlalu meninggalkan jejak yang kurasa akan abadi; tertanam menjadi sebuah goresan paling berkesan, maaf jika aku adalah orang yang kesekian kali melukis rasa sakit ditubuhmu,
terimakasih telah menjadi tempat merebahkan segala impian ternyaman, perangaimu tak akan pernah luput, karna sejatinya kisah kita adalah sebuah cakrawala.. aku adalah bumi yang gersang, sedangkan kau adalah langit yang gemilang.. kini aku harus berusaha menjadi seperti setangkai dandelion, yang begitu ikhlas ketika tiupan angin begitu kencang menerpa tubuhku.. engkau adalah perempuan tangguh.

Lekas pulih

Prolog

terimakasih telah menjadi prolog dalam sebuah kisah sederhana..
aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat, yang tak sempat diucapkan kayu kepada api.. yang menjadikanya abu.
Mungkin saat ini aku tak bisa berjanji untuk terus ada disetiap waktu
tapi aku berharap.. dapat mengiringi langkahmu dalam segala akhir
Akhir dari kisah kita di dunia, akhir dari segala cerita yang kuharap seperti yang kau minta.. kau adalah sinar surya.. sementara aku adalah malam yang gelap tanpa secerca cahaya, hanya engkau yang dapat menyinari gelap gulita dalam jiwa, elegi yang hampir selamanya.. jika puan berkenan.. dalam pelukan puan jua hidupku akan menjadi hidup yang paling berkesan, dengan ini aku bersedia menjadi kanvasmu.. tempatmu meluapkan segala rasa

Diluar logika;nalar

tepat pada malam itu, diatas pasir putih yang setengah basah, di hanyut oleh ombak.. aku terdistraksi oleh kawan di sekitarku, perspektifku berubah hampir 180° mengenai kebenaran.. benar yang dimata mereka salah, dan sebaliknya. Sekelebat asumsi mulai berdatangan dari segala penjuru, memaksaku untuk terus berjalan menjauh dari titik tengah antara benar dan salah.. egoku terus meraung kelaparan, bagai singa yang seharian tak diberi makan, tegukan demi tegukan, “Jadi begini rasanya”.. hanya dengan dalih penasaran.. aku menuruti apa kata pekat hitam dalam diriku, emosi yang tak tertahankan.. masalah yang tak kunjung terpecahkan, takdir yang selalu aku salahkan.. aku terbuai dalam dunia tanpa hunian.. kosong, sepi, setengah gila aku mencoba tetap menjaga kesadaran ku.. hanya bayangmu yang selalu aku cari, dimanapun dan apapun kondisiku.. namun engkau selalu tidak tahu menahu tentang situasi yang aku alami, aku marah, hampir benci, tapi aku sadar.. semua masalah pasti bersumber dari fikiranku sendiri, semuanya memang benar.. terkadang aku yang masih perlu banyak berbenah diri, untuk menghinggapi hatimu yang selalu terkunci rapi

Kala

sekat langit kala itu, menggambarkan dunia kita, kita yang berbeda.. lembayung yang tak sempurna, menyiratkan sekelumit rindu yang pecah berburai kala, antologi rasa ikut menyertai dalam derap langkah penuh ragu, aku melangkah.. menyusuri belantara gundah.. beruntung sepintas tampak secerca cahaya yang begitu hangat, namun tiba tiba saja temaram lalu padam.. kala..

Tabir paling rahasia

picture from wordpress library

kau.. sampai detik ini masih menjadi misteri paling rahasia yang melambung tinggi diatas cakrawala, ingin sekali kusingkap..  akan tetapi aku tak berdaya, aku hanya bisa merasakan hadirmu, lewat perantara rindu yang menjelma menjadi kata, disinilah aku bisa berbahasa, bahasa rindu yang tak pernah ku tau darimana datangnya. kau.. sampai detik ini masih menjadi haluan utama, dalam perjalananku menyusuri hikayat.. meleburlah dalam “Aku” bersemayamlah  serupa nadi, karna kita “abadi”